ÙˆَÙ„َئِÙ†ْ Ø£َتَÙŠْتَ الَّØ°ِينَ
Ø£ُوتُوا الْÙƒِتَابَ بِÙƒُÙ„ِّ آيَØ©ٍ Ù…َا تَبِعُوا Ù‚ِبْÙ„َتَÙƒَ ÙˆَÙ…َا Ø£َÙ†ْتَ بِتَابِعٍ
Ù‚ِبْÙ„َتَÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَÙ…َا بَعْضُÙ‡ُÙ…ْ بِتَابِعٍ Ù‚ِبْÙ„َØ©َ بَعْضٍ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ اتَّبَعْتَ
Ø£َÙ‡ْÙˆَاءَÙ‡ُÙ…ْ Ù…ِÙ†ْ بَعْدِ Ù…َا جَاءَÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ Ø¥ِÙ†َّÙƒَ Ø¥ِØ°ًا Ù„َÙ…ِÙ†َ
الظَّالِÙ…ِينَ (145(
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.
Melalui ayat ini Allah Swt.
menceritakan tentang kekufuran dan keingkaran orang-orang Yahudi serta
pertentangan mereka terhadap apa yang mereka ketahui mengenai diri Rasulullah
Saw. Seandainya ditegakkan terhadap mereka semua dalil yang membuktikan kebenaran
apa yang disampaikan kepada mereka, niscaya mereka tidak akan mengikutinya dan
justru mereka hanya tetap mengikuti hawa nafsu mereka sendiri. Seperti yang
disebutkan di dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ ØَÙ‚َّتْ
عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ ÙƒَÙ„ِÙ…َتُ رَبِّÙƒَ Ù„َا ÙŠُؤْÙ…ِÙ†ُونَ. ÙˆَÙ„َÙˆْ جاءَتْÙ‡ُÙ…ْ ÙƒُÙ„ُّ آيَØ©ٍ
ØَتَّÙ‰ ÙŠَرَÙˆُا الْعَذابَ الْØ£َÙ„ِيمَ
Sesungguhnya orang-orang yang telah
pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang
kepada mereka segala macam keterangan, hingga menyaksikan azab yang pedih.
(Yunus: 96-97)
Karena itulah maka dalam ayat ini
Allah Swt. berfirman:
ÙˆَÙ„َئِÙ†ْ Ø£َتَÙŠْتَ الَّØ°ِينَ
Ø£ُوتُوا الْÙƒِتَابَ بِÙƒُÙ„ِّ آيَØ©ٍ Ù…َا تَبِعُوا Ù‚ِبْÙ„َتَÙƒَ
Dan sesungguhnya jika kamu
mendatangkan kepada orang-orang yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) semua
ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu. (Al-Baqarah: 145)
*********
Adapun firman Allah Swt.:
ÙˆَÙ…َا Ø£َÙ†ْتَ بِتَابِعٍ
Ù‚ِبْÙ„َتَÙ‡ُÙ…ْ
Dan kamu pun tidak akan mengikuti
kiblat mereka. (Al-Baqarah: 145)
Ayat ini menggambarkan tentang
keteguhan hati Rasulullah Saw. dalam mengikuti apa yang diperintahkan oleh
Allah kepadanya. Sebagaimana beliau berpegang teguh kepada perintah Allah, maka
sebaliknya mereka pun berpegang teguh pula kepada pendapat dan keinginan mereka
sendiri. Nabi Saw. akan tetap berpegang teguh kepada perintah Allah dan taat
kepada-Nya serta mengikuti jalan yang di-ridai-Nya, beliau tidak akan mengikuti
keinginan mereka dalam semua tindak tanduknya. Tidak sekali-kali beliau pernah
menghadap ke arah Baitul Maqdis yang merupakan kiblat orang-orang Yahudi,
melainkan semata-mata karena perintah Allah belaka.
Kemudian Allah Swt. memperingatkan
agar jangan menentang perkara yang hak yang telah diketahuinya, dengan cara
mengikuti keinginan diri sendiri. Karena sesungguhnya orang yang mengetahui,
jika ia salah dalam berhujah akan berbalik menyerangnya, haruslah bersikap
lebih lurus daripada orang lain (yang tidak mengetahui hujah). Untuk itu Allah
berfirman kepada Rasul-Nya, sedangkan yang dimaksudkan adalah umatnya, yaitu:
ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ اتَّبَعْتَ
Ø£َÙ‡ْÙˆَاءَÙ‡ُÙ…ْ Ù…ِÙ†ْ بَعْدِ Ù…َا جَاءَÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ Ø¥ِÙ†َّÙƒَ Ø¥ِØ°ًا Ù„َÙ…ِÙ†َ
الظَّالِÙ…ِينَ
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk golongan orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 145)
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.