قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ
وَمَا أُنزلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا
أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ
وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (136(
Katakanlah (hai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak cucu-nya; dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
Melalui ayat ini Allah Swt.
memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk beriman kepada
Al-Qur'an secara rinci yang diturunkan kepada mereka melalui Rasul-Nya (yaitu
Nabi Muhammad Saw.) dan beriman kepada semua kitab yang pernah diturunkan
kepada para nabi terdahulu secara ijmal (globalnya). Dalam ayat ini disebutkan
orang-orang yang tertentu dari kalangan para rasul, sedangkan yang lainnya
disebutkan secara global. Hendaknya mereka tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara para rasul itu, bahkan mereka beriman kepada semua rasul. Janganlah
mereka seperti orang-orang yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا
بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ
وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا * أُولَئِكَ هُمُ
الْكَافِرُونَ حَقًّا
Dan mereka bermaksud memperbedakan
antara Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mengatakan, "Kami beriman kepada
yang sebagian (dari rasul-rasul itu), dan kami kafir terhadap sebagian (yang
lain)," serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (lain) di
antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir
sebenar-benarnya. (An-Nisa: 150-151), hingga akhir ayat.
قَالَ الْبُخَارِيُّ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَر،
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قال: كان أهل
الكتاب يقرؤون التَّوْرَاةَ بالعبْرَانيَّة وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ
لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذبوهم، وَقُولُوا:
آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا"
Imam Bukhari mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami
Usman ibnu Amrah, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Mubarak, dari Yahya
ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman, dari Abu Hurairah r.a. yang
menceritakan bahwa orang-orang ahli kitab acapkali membacakan kitab Taurat
dengan bahasa Ibrani, lalu mereka menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab kepada
orang-orang Islam. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Janganlah kalian percaya
kepada ahli kitab, jangan pula kalian mendustakannya, melainkan katakanlah,
"Kami beriman kepada Allah dan kepada kitab yang diturunkan Allah."
Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam
Nasai meriwayatkan melalui hadis Usman ibnu Hakim, dari Sa'id ibnu Yasar, dari
Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa kebanyakan bacaan yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. dalam dua rakaat sebelum salat Subuh ialah firman-Nya: Kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami. (Al-Baqarah: 136),
hingga akhir ayat. Sedangkan dalam rakaat yang keduanya adalah firman-Nya: Kami
beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah). (Ali Imran: 52)
Abul Aliyah, Ar-Rabi', dan Qatadah
mengatakan bahwa Asbat adalah anak-anak Nabi Ya'qub, semuanya berjumlah dua
belas orang; masing-masing orang menurunkan suatu umat, maka mereka dinamakan
Asbat.
Khalil ibnu Ahmad dan lain-lainnya
mengatakan bahwa Asbat menurut istilah orang-orang Bani Israil sama halnya
dengan istilah kabilah menurut kalangan Bani Ismail (orang-orang Arab).
Az-Zamakhsyari di dalam tafsir
Kasysyaf-nya mengatakan bahwa Asbat adalah cucu-cucu Nabi Ya'qub alias
keturunan dari anak-anaknya yang dua belas orang. Ar-Razi menukil pendapat ini
darinya, dan ia tidak menyangkalnya.
Imam Bukhari mengatakan bahwa Asbat
adalah kabilah-kabilah Bani Israil. Hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksud
dengan Asbat adalah suku-suku Bani Israil. Yang dimaksud dengan apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari kalangan mereka ialah kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada mereka, seperti yang dikatakan oleh Musa a.s. kepada mereka
(Bani Israil) melalui firman-Nya:
اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآتَاكُمْ مَا
لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ
Ingatlah kalian nikmat Allah atas
kalian ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kalian, dan dijadikan-Nya
kalian orang-orang merdeka. (Al-Maidah: 20), hingga akhir ayat.
Allah Swt. telah berfirman:
وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ
عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا
Dan mereka Kami bagi menjadi dua
belas suku. (Al-A'raf: 160)
Al-Qurtubi mengatakan, mereka
dinamakan Asbat yang diambil dari kata sibt artinya berturut-turut
(bertumpuk-tumpuk), maka mereka merupakan sebuah jamaah yang besar.
Menurut pendapat yang lain, bentuk
asalnya adalah sabat yang artinya pohon. Karena jumlah mereka yang banyak, maka
keadaan mereka diserupakan dengan pohon (yang banyak cabangnya); bentuk
tunggalnya adalah sabatah.
Az-Zujaj mengatakan, pengertian
tersebut dijelaskan oleh sebuah asar yang diceritakan kepada kami oleh Muhammad
ibnu Ja'far Al-Anbari, telah menceritakan kepada kami Abu Najid Ad-Daqqaq,
telah menceritakan kepada kami Al-Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada
kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
seluruh nabi dari kalangan Bani Israil kecuali sepuluh orang nabi, yaitu Idris,
Nuh, Hud, Saleh, Syu'aib, Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Ismail, dan Muhammad; semoga
salawat dan salam Allah terlimpahkan kepada mereka semua.
Al-Qurtubi mengatakan, as-sibt
artinya jamaah dan kabilah yang berasal dari satu keturunan.
Qatadah mengatakan, Allah
memerintahkan kaum mukmin untuk beriman kepada-Nya dan membenarkan
kitab-kitab-Nya serta seluruh rasul-Nya.
Sulaiman ibnu Habib mengatakan,
sesungguhnya kita hanya di-perintahkan beriman kepada kitab Taurat dan kitab
Injil, tetapi tidak diperintahkan untuk mengamalkan apa yang ada di dalamnya.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُصْعب الصُّورِيُّ، حَدَّثَنَا
مُؤَمَّل، حَدَّثَنَا عبيد الله بْنُ أَبِي حُمَيْدٍ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ
مَعْقل بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"آمِنُوا بِالتَّوْرَاةِ وَالزَّبُورِ وَالْإِنْجِيلِ وليسَعْكمُ الْقُرْآنُ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muhammad ibnu Mus'ab As-Suwari, telah
menceritakan kepada kami Muammal, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah
ibnu Abu Humaid, dari Abul Malih, dari Ma'qal ibnu Yasar yang menceritakan
bahwa Rasulullah Saw.
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.