وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ
وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا
قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ
بِكُفْرِهِمْ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
(93(
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kalian dan Kami angkat Bukit (Tursina) di atas kalian (seraya Kami berfirman), "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepada kalian dan dengarkanlah. Mereka menjawab, "Kami mendengar, tetapi tidak menaati." Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah, "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan iman kalian kepada diri kalian jika betul kalian beriman (kepada Taurat)."
Allah Swt. menghitung-hitung kembali terhadap kekeliruan
mereka, pelanggaran mereka terhadap janji dan sifat takabur mereka, serta
berpalingnya mereka dari Allah Swt. hingga di suatu saat diangkat Bukit Tursina
di atas mereka, akhirnya mereka mau menerima janji itu. Tetapi sesudah itu
mereka melanggarnya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا
Mereka menjawab, "Kami mendengarkan, tetapi tidak
menaati" (Al-Baqarah: 93)
Tafsir ayat ini dikemukakan jauh sebelum ini.
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan
tafsir firman-Nya: Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka (kecintaan
menyembah) anak sapi karena kekafirannya. (Al-Baqarah: 93) Qatadah mengatakan
bahwa menyembah anak sapi telah meresap ke dalam hati mereka sehingga kecintaan
mereka mendalam terhadap penyembahan tersebut. Hal yang sama dikatakan pula
oleh Abul Aliyah dan Ar-Rabi' ibnu Anas.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ:
حَدَّثَنَا عِصَامُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ أَبِي مَرْيَمَ الْغَسَّانِيُّ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ الثَّقَفِيِّ،
عَنْ بِلَالِ بْنِ أَبِي الدَّرْدَاءِ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "حُبُّك الشَّيْءَ يُعْمِي ويُصم".
Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Isam
ibnu Khalid, telah menceritakan kepadaku Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Abu
Maryam Al-Gassani, dari Khalid ibnu Muhammad As-Saqafi, dari Bilal ibnu Abu
Darda, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Kecintaanmu kepada sesuatu membuatmu
buta dan tuli.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Abu Daud, dari Haiwah
ibnu Syuraih, dari Baqiyyah, dari Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Abu Maiyam
dengan lafaz yang sama.
As-Saddi meriwayatkan bahwa Musa a.s. segera menyembelih anak
lembu itu dengan pisau besar kemudian mencampakkannya ke laut. Setelah itu,
maka tiada suatu laut pun yang mengalir di masa itu kecuali terjadi sesuatu
padanya. Kemudian Musa a.s. berkata kepada mereka, "Minumlah kalian dari
airnya!" Maka mereka pun minum. Barang siapa yang cinta kepada anak lembu
itu, maka keluarlah emas dari kedua sisi kumisnya. Yang demikian itu disebutkan
oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka
itu (kecintaan menyembah) anak sapi. (Al-Baqarah: 93)
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami
Abi (ayahku), telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja', telah
menceritakan kepada kami Israil, dari Abi Ishaq, dari Imarah ibnu Umair dan Abu
Abdur Rahman As-Sulami, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Musa a.s. menuju ke
arah patung anak lembu itu, lalu meletakkan kendi air di atasnya, kemudian ia
mendinginkan anak lembu itu dengan air kendi tersebut, sedangkan ia berada di
pinggir sungai. Tiada seorang pun yang minum air tersebut dari kalangan
orang-orang yang pernah menyembah anak lembu, melainkan wajahnya menjadi kuning
seperti emas.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan tafsir
firman-Nya: Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah)
anak sapi. (Al-Baqarah: 93)
Ketika anak lembu itu dibakar, sesudah itu didinginkan dan
ditaburkan abunya (ke sungai), maka mereka meminum airnya hingga wajah mereka
tampak kuning seperti wama minyak za'faran.
Al-Qurtubi meriwayatkan dari kitab Al-Qusyairi, bahwa tiada
seorang pun yang minum air sungai itu dari kalangan orang-orang yang menyembah
anak lembu kecuali ia gila. Kemudian Al-Qurtubi mengatakan, bukan pendapat ini
yang dimaksud oleh ayat ini, karena makna yang dimaksud oleh konteks ayat ini
ialah bahwa warna kuning tampak pada bibir dan wajah mereka. Sedangkan hal yang
termaktub menceritakan bahwa telah diresapkan ke dalam hati mereka kecintaan
menyembah anak lembu, yakni di saat mereka menyembahnya. Kemudian Al-Qurtubi
—sehubungan dengan pengertian ini— mengetengahkan syair An-Nabigah ketika
meratapi kepulangan istrinya yang bernama Asmah:
تَغَلْغَلَ حُبُّ عَثْمَةَ فِي
فُؤَادِي ... فَبَادِيهِ مَعَ الْخَافِي يَسِيرُ ...
تَغَلْغَلَ حَيْثُ لَمْ
يَبْلُغْ شَرَابٌ ... وَلَا حَزَنٌ وَلَمْ يَبْلُغْ سُرُورُ ...
أَكَادُ إِذَا ذَكَرْتُ
الْعَهْدَ مِنْهَا ... أَطِيرُ لَوَ انَّ إِنْسَانًا يَطِيرُ ...
Cinta kepada Asmah telah meresap ke dalam relung hatiku
hingga lahir dan batinku hanya tertuju kepadanya. Begitu mendalamnya cintaku
kepadanya hingga tiada suatu kesedihan dan tiada suatu kegembiraan pun yang
lebih membekas dalam hatiku selain darinya. Serasa daku ingin terbang bila
mengingat nostalgia dengannya, andaikata manusia dapat terbang.
*********
Firman Allah Swt.:
قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ
بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Katakanlah, "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan
iman kalian kepada diri kalian jika betul kalian beriman (kepada Taurat)."
(Al-Baqarah: 93)
Artinya, alangkah jahat perbuatan yang sengaja kalian lakukan di masa lalu dan masa sekarang, yaitu kalian ingkar kepada tanda-tanda kebesaran Allah, menentang para nabi, dan dengan sengaja kalian ingkar kepada Nabi Muhammad Saw. Hal terakhir ini merupakan dosa kalian yang paling besar dan paling parah kalian lakukan, mengingat kalian kafir kepada pemungkas para rasul, sedangkan dia adalah penghulu para nabi dan para rasul yang diutus kepada seluruh umat manusia. Bagaimana kalian dapat mendakwakan bahwa diri kalian beriman, sedangkan kalian telah melakukan semua perbuatan yang buruk itu; antara lain kalian sering melanggar janji terhadap Allah, ingkar kepada ayat-ayat Allah, dan kalian berani menyembah anak sapi selain Allah Swt.?
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.