Nusyrah (Menangkal Sihir Dengan Sihir)

Nusyrah (Menangkal Sihir Dengan Sihir)

بَابُ مَا جَاءَ فِيْ الَنُّشْرَة

27. Bab Keterangan Tentang Nusyrah (Menangkal Sihir Dengan Sihir)

 

Diriwayatkan dari Jabir ra, bahwa Rasulullah Saw ketika ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab,

هِيَ مِنْ عَمَلِ الْشَّيْطَانِ

"Hal ini termasuk perbuatan syetan."[1]  (HR. Ahmad dengan sanad yang baik, dan Abu Daud)

Imam Ahmad ketika ditanya tentang nusyrah, menjawab, "Ibnu Mas'ud membenci itu semua."

Keterangan :

الَنُّشْرَةُ : حَلُّ السِّحْرِ عِنَ الْمَسْحُوْرِ يُقَالُ نَشَرَ عَنْهُ إذَا حَلَّ مَا أَصَابَهُ

Nusyrah adalah menghilangkan/menangkal sihir dengan menggunakan sihir juga. Dikatakan nasyara anhu, jika berhasil menghilangkan sihir.

Hadits di atas menjelaskan pelarangan penggunaan nusyrah yang dikenal sejak zaman jahiliyah. Dilihat dari alif lam yang digunakan pada kata tersebut adalah alif lam lil ahd adz dzihni.

هِيَ مِنْ عَمَلِ الْشَّيْطَانِ

"Hal ini termasuk perbuatan syetan." karena tukang sihir mendekatkan diri kepada Syetan dengan apa yang disukai olehnya seperti beribadah kepadanya, bernadzar. Hanya dengan seperti ini syetan mengabulkan apa yang diminta oleh tukang sihir dan membantunya dalam menyihir atau menghilangkan pengaruh sihir pada seseorang.

Ketika ditanya tentang nusyrah, Imam Ahmad berkata, "Ibnu Mas'ud membencinya."

*****

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, bahwa Qatadah menuturkan:

قُلْتُ لِابْنِ المُسَيَّبِ رَجُلٌ بِهِ طُب أوْ يُؤْخَذُ عَنِ امْرَأَتِهِ أَيَحِلُّ عِنْهُ أَوْ يَنْشُرُ، قَالَ : لَا بَأْسَ بِهِ، إنَمَا يُرِيْدُوْنَ بِهِ الْإِصْلاحَ، فَأَمَا مَا يَنْفَعُ فَلَمْ يَنْهَ عَنْهُ.

"Aku bertanya kepada Sa'id bin Musayyab, ،Seseorang yang terkena sihir atau diguna-guna, sehingga tidak bisa menggauli istrinya, bolehkah ia diobati dengan menggunakan Nusyrah?' Ia menjawab, '"Tidak apa-apa, karena yang mereka inginkan hanyalah kebaikan untuk menolak madharat, sedang sesuatu yang bermanfaat itu tidaklah dilarang."[2]

Keterangan :

Kemungkinan yang dimaksudkan di sini adalah menghilangkan pengaruh sihir dengan ruqyah, doa-doa perlindungan dari Allah dan cara-cara lain yang dibolehkan syariat. Ketiga cara ini digunakan untuk memperbaiki keadaan seseorang dan ini diperintahkan. Adapun menggunakan cara-cara yang mungkar tidak dibolehkan.

*****

Diriwayatkan dari Al Hasan ra, ia berkata,

لاَ يَحُلُّ السِّحْرَ إلاَّ سَاحِرٌ.

"Tidak ada yang dapat melepaskan pengaruh sihir kecuali tukang sihir."[3]

Keterangan :

Hanya tukang sihirlah yang menghilangkan sihir dengan cara-cara syetan. Yang dibolehkan oleh para ulama, dan orang- orang berpengalaman dalam pengobatan adalah bacaan-bacaan Al Quran seperti Al Fatihah yang diulang-ulang, ayat Kursi, ayat- ayat sihir dalam surat Al A'raf, Thaha, Yunus, Al Kafirun dan Al Mu'awwidzatain. Ayat-ayat ini dibaca sambil ditiupkan. Bisa juga dibacakan kepadanya (suami) dan ke istrinya. Beginilah para ulama menggunakan ruqyah dan Allah telah memberikan manfaat dari bacaan-bacaan tersebut.

Cara lain yang telah dipraktekkan orang-orang terdahulu adalah mengambil daun bidara berwarna hijau, kemudian ditumbuk lalu dimasukkan ke dalam air yang akan diminum oleh orang yang terkena sihir sebanyak tiga kali. Kemudian sisanya dimandikan kepada orang yang terkena sihir tadi. Cara ini berhasil menghilangkan pengaruh sihir. Cara-cara seperti ini adalah nusyrah yang disyariatkan. Nusyrah seperti ini diperbolehkan karena tidak ada unsur kesyirikan, tidak meminta bantuan kepada syetan, tidak melanggar perintah Allah dan tidak mengandung unsur yang diharamkan.

Ibnul Qayyim menjelaskan,

النُشْرَةُ حَلُّ السِّحْرِ عِنَ الْمَسْحُوْرِ، وَهِيَ نَوْعَانِ :

"Nusyrah adalah penyembuhan terhadap seseorang yang terkena sihir." Caranya ada dua macam;

حَلٌّ بِسِحْرِ مِثْلِهِ، وَهُوَ الَّذِي مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ، وَعَلَيْهِ يَحْمِلُ قَوْلُ الْحَسَنِ فَيَتَقَّرَبُ النَّاشِرُ وَالْمُنْتَشَرُ إلَى الْشَيْطَانِ بِمَا يَحِبُّ فَيَبْطُلُ عَمَلُهُ عَنِ الْمَسْحُوْرِ.

Pertama: dengan menggunakan sihir pula, dan inilah yang termasuk perbuatan syetan. Dan pendapat Al Hasan di atas termasuk dalam kategori ini, karena masing-masing dari orang yang menyembuhkan dan orang yang disembuhkan mengadakan pendekatan kepada syetan dengan apa yang diinginkannya, sehingga dengan demikian perbuatan syetan itu gagal memberi pengaruh terhadap orang yang terkena sihir itu.

وَالثَّانِي النُشْرَةُ بِالرُقْيَةِ وَالتَعَوُّذَاتِ وَالأَدَوِيَّةِ وَالدَعَوَاتِ الْمُبَاحَةِ فَهَذِهِ جَائِزٌ.

Kedua: Penyembuhan dengan menggunakan Ruqyah dan ayat- ayat yang berisikan minta perlindungan kepada Allah ٠, juga dengan obat-obatan dan doa-doa yang diperbolehkan. Cara ini hukumnya boleh.[4]

ReferensiSyarh Kitab Tauhid karya Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (hal. 145)


[1] Diriwayatkan oleh Abu Daud (3868), Ahmad (14167), Hakim dalam Al Mustadrak (8292), Baihaqi dalam Al-Kubra (19397). Dishahihkan oleh Al Allamah Albani dalam Al Misykatul-Mashabih (4553).

[2] Diriwayatkan oleh Bukhari secara ta'liq (10/232) al-Fath.

[3] Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Tahdzib al-Atsar sebagaimana dalam Fath Al-Bari (10/233).

[4] Lihat dalam Zadul Ma'ad (1/124, 181), Ibnu Muflih dalam Al-Adab Asy-Syari'ah (3/98).

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

Contact Us