بَابٌ: الصَّعِيدُ الطَّيِّبُ
وَضُوءُ الْمُسْلِمِ يَكْفِيهِ مِنَ الْمَاءِ
6. Bab: Tanah yang bersih cukup
sebagai sarana bersuci bagi Kaum Muslimin sebagai pengganti air
وَقَالَ الْحَسَنُ: يُجْزِئُهُ
التَّيَمُّمُ مَا لَمْ يُحْدِثْ، وَأَمَّ ابْنُ عَبَّاسٍ: وَهُوَ مُتَيَمِّمٌ.
وَقَالَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ: لَا بَأْسَ بِالصَّلَاةِ
عَلَى السَّبَخَةِ وَالتَّيَمُّمِ بِهَا.
Al Hasan berkata : Tayamum selama tidak hadats itu mencukupinya. Dan Ibnu Abbas pernah mengimami shalat sementara ia tayamum. Yahya bin Sa’id berkata : Tidak masalah shalat di atas tanah berair dan tayamum dengannya.
No. Hadits: 344
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو
رَجَاءٍ عَنْ عِمْرَانَ قَالَ كُنَّا فِي سَفَرٍ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّا أَسْرَيْنَا حَتَّى كُنَّا فِي آخِرِ اللَّيْلِ
وَقَعْنَا وَقْعَةً وَلَا وَقْعَةَ أَحْلَى عِنْدَ الْمُسَافِرِ مِنْهَا فَمَا
أَيْقَظَنَا إِلَّا حَرُّ الشَّمْسِ وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ اسْتَيْقَظَ فُلَانٌ
ثُمَّ فُلَانٌ ثُمَّ فُلَانٌ يُسَمِّيهِمْ أَبُو رَجَاءٍ فَنَسِيَ عَوْفٌ ثُمَّ
عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ الرَّابِعُ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا نَامَ لَمْ يُوقَظْ حَتَّى يَكُونَ هُوَ يَسْتَيْقِظُ لِأَنَّا
لَا نَدْرِي مَا يَحْدُثُ لَهُ فِي نَوْمِهِ فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ عُمَرُ وَرَأَى
مَا أَصَابَ النَّاسَ وَكَانَ رَجُلًا جَلِيدًا فَكَبَّرَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ
بِالتَّكْبِيرِ فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ حَتَّى
اسْتَيْقَظَ بِصَوْتِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا
اسْتَيْقَظَ شَكَوْا إِلَيْهِ الَّذِي أَصَابَهُمْ قَالَ لَا ضَيْرَ أَوْ لَا
يَضِيرُ ارْتَحِلُوا فَارْتَحَلَ فَسَارَ غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ نَزَلَ فَدَعَا
بِالْوَضُوءِ فَتَوَضَّأَ وَنُودِيَ بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى بِالنَّاس فَلَمَّا
انْفَتَلَ مِنْ صَلَاتِهِ إِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مُعْتَزِلٍ لَمْ يُصَلِّ مَعَ
الْقَوْمِ قَالَ مَا مَنَعَكَ يَا فُلَانُ أَنْ تُصَلِّيَ مَعَ الْقَوْمِ قَالَ
أَصَابَتْنِي جَنَابَةٌ وَلَا مَاءَ قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ
يَكْفِيكَ ثُمَّ سَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاشْتَكَى
إِلَيْهِ النَّاسُ مِنْ الْعَطَشِ فَنَزَلَ فَدَعَا فُلَانًا كَانَ يُسَمِّيهِ
أَبُو رَجَاءٍ نَسِيَهُ عَوْفٌ وَدَعَا عَلِيًّا فَقَالَ اذْهَبَا فَابْتَغِيَا
الْمَاءَ فَانْطَلَقَا فَتَلَقَّيَا امْرَأَةً بَيْنَ مَزَادَتَيْنِ أَوْ
سَطِيحَتَيْنِ مِنْ مَاءٍ عَلَى بَعِيرٍ لَهَا فَقَالَا لَهَا أَيْنَ الْمَاءُ
قَالَتْ عَهْدِي بِالْمَاءِ أَمْسِ هَذِهِ السَّاعَةَ وَنَفَرُنَا خُلُوفًا قَالَا
لَهَا انْطَلِقِي إِذًا قَالَتْ إِلَى أَيْنَ قَالَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ الَّذِي يُقَالُ لَهُ الصَّابِئُ قَالَا هُوَ
الَّذِي تَعْنِينَ فَانْطَلِقِي فَجَاءَا بِهَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدَّثَاهُ الْحَدِيثَ قَالَ فَاسْتَنْزَلُوهَا عَنْ
بَعِيرِهَا وَدَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِنَاءٍ
فَفَرَّغَ فِيهِ مِنْ أَفْوَاهِ الْمَزَادَتَيْنِ أَوْ سَطِيحَتَيْنِ وَأَوْكَأَ
أَفْوَاهَهُمَا وَأَطْلَقَ الْعَزَالِيَ وَنُودِيَ فِي النَّاسِ اسْقُوا
وَاسْتَقُوا فَسَقَى مَنْ شَاءَ وَاسْتَقَى مَنْ شَاءَ وَكَانَ آخِرُ ذَاكَ أَنْ
أَعْطَى الَّذِي أَصَابَتْهُ الْجَنَابَةُ إِنَاءً مِنْ مَاءٍ قَالَ اذْهَبْ
فَأَفْرِغْهُ عَلَيْكَ وَهِيَ قَائِمَةٌ تَنْظُرُ إِلَى مَا يُفْعَلُ بِمَائِهَا
وَايْمُ اللَّهِ لَقَدْ أُقْلِعَ عَنْهَا وَإِنَّهُ لَيُخَيَّلُ إِلَيْنَا
أَنَّهَا أَشَدُّ مِلْأَةً مِنْهَا حِينَ ابْتَدَأَ فِيهَا فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اجْمَعُوا لَهَا فَجَمَعُوا لَهَا مِنْ بَيْنِ
عَجْوَةٍ وَدَقِيقَةٍ وَسَوِيقَةٍ حَتَّى جَمَعُوا لَهَا طَعَامًا فَجَعَلُوهَا
فِي ثَوْبٍ وَحَمَلُوهَا عَلَى بَعِيرِهَا وَوَضَعُوا الثَّوْبَ بَيْنَ يَدَيْهَا
قَالَ لَهَا تَعْلَمِينَ مَا رَزِئْنَا مِنْ مَائِكِ شَيْئًا وَلَكِنَّ اللَّهَ
هُوَ الَّذِي أَسْقَانَا فَأَتَتْ أَهْلَهَا وَقَدْ احْتَبَسَتْ عَنْهُمْ قَالُوا
مَا حَبَسَكِ يَا فُلَانَةُ قَالَتْ الْعَجَبُ لَقِيَنِي رَجُلَانِ فَذَهَبَا بِي
إِلَى هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ الصَّابِئُ فَفَعَلَ كَذَا وَكَذَا فَوَاللَّهِ
إِنَّهُ لَأَسْحَرُ النَّاسِ مِنْ بَيْنِ هَذِهِ وَهَذِهِ وَقَالَتْ
بِإِصْبَعَيْهَا الْوُسْطَى وَالسَّبَّابَةِ فَرَفَعَتْهُمَا إِلَى السَّمَاءِ
تَعْنِي السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ أَوْ إِنَّهُ لَرَسُولُ اللَّهِ حَقًّا فَكَانَ
الْمُسْلِمُونَ بَعْدَ ذَلِكَ يُغِيرُونَ عَلَى مَنْ حَوْلَهَا مِنْ
الْمُشْرِكِينَ وَلَا يُصِيبُونَ الصِّرْمَ الَّذِي هِيَ مِنْهُ فَقَالَتْ يَوْمًا
لِقَوْمِهَا مَا أُرَى أَنَّ هَؤُلَاءِ الْقَوْمَ يَدْعُونَكُمْ عَمْدًا فَهَلْ
لَكُمْ فِي الْإِسْلَامِ فَأَطَاعُوهَا فَدَخَلُوا فِي الْإِسْلَامِ
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad berkata, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Sa'id berkata, telah
menceritakan kepada kami 'Auf berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Raja'
dari 'Imran berkata, "Kami pernah dalam suatu perjalanan bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, kami berjalan di waktu malam hingga ketika sampai
di akhir malam kami tidur, dan tidak ada tidur yang paling enak (nyenyak) bagi
musafir melebihi yang kami alami. Hingga tidak ada yang membangunkan kami
kecuali panas sinar matahari. Dan orang yang pertama kali bangun adalah si
fulan, lalu si fulan, lalu seseorang yang Abu 'Auf mengenalnya namun akhirnya
lupa. Dan 'Umar bin Al Khaththab adalah orang keempat saat bangun, Sedangkan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila tidur tidak ada yang membangunkannya
hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak tahu apa yang terjadi pada
beliau dalam tidurnya. Ketika 'Umar bangun dan melihat apa yang terjadi di
tengah banyak orang (yang kesiangan) -dan 'Umar adalah seorang yang tegar penuh
keshabaran-, maka ia bertakbir dengan mengeraskan suaranya dan terus saja
bertakbir dengan keras hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun
akibat kerasnya suara takbir 'Umar. Tatkala beliau bangun, orang-orang
mengadukan peristiwa yang mereka alami. Maka beliau bersabda: "Tidak
masalah, atau tidak apa dan lanjutkanlah perjalanan." Maka beliau
meneruskan perjalanan dan setelah beberapa jarak yang tidak jauh beliau
berhenti lalu meminta segayung air untuk wudlu, beliau lalu berwudlu kemudian
menyeru untuk shalat. Maka beliau shalat bersama orang banyak. Setelah beliau
selesai melaksanakan shalatnya, didapatinya ada seorang yang memisahkan diri
tidak ikut shalat bersama orang banyak. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya: "Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama orang
banyak?" Orang itu menjawab, "Aku lagi junub, sementara air tidak
ada." Beliau lantas menjelaskan: "Kamu cukup menggunakan debu."
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan hingga akhirnya
orang-orang mengadu kepada beliau bahwa mereka kehausan. Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam meminta seseorang yang bernama Abu Raja' -namun 'Auf lupa- dan
'Ali seraya memerintahkan keduanya: "Pergilah kalian berdua dan carilah
air." Maka keduanya berangkat hingga berjumpa dengan seorang wanita yang
membawa kantung-kantung berisi air dengan untanya. Maka keduanya bertanya
kepadanya, "Dimana ada air?" Wanita itu menjawab, "Terakhir aku
lihat air di (daerah) ini adalah waktu sekarang ini. dan perjalanan kami ini
juga dalam rangka mencari air." Lalu keduanya berkata, "Kalau begitu
pergilah". Wanita itu bertanya, "Kalian mau kemana?" Keduanya
menjawab, "Menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Wanita
itu bertanya, "Kepada orang yang dianggap telah keluar dari agama
(Shabi'i)?" Keduanya menjawab, "Ya dialah yang kamu maksud."
Kemudian kedua sahabat Nabi itu pergi bersama wanita tersebut menemui Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam. Keduanya kemudian menceritakan peritiwa yang baru
saja dialami. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda:
"Turunkanlah dia dari untanya." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam meminta bejana air, beliau lalu menuangkan di mulut kantung-kantung
air (milik wanita itu), beliau lepas ikatan kantung-kantung air tersebut seraya
berseru kepada orang banyak: "Ambillah air dan minumlah sesuka
kalian!" Maka orang-orang memberi minum (tunggangan mereka) dan meminum
sesuka mereka. Dan akhir, beliau memberi seember air kepada orang yang tadi
terkena janabah. Beliau lalu berkata kepadanya: "Pergi dan mandilah."
Dans ambil berdiri wanita tersebut mengamati apa yang diperbuat terhadap air
kepunyaannya. Demi Allah, kejadian tadi telah membuatnya terperanjat dan juga
kami, kami saksikan airnya bertambah banyak dibanding saat yang pertama. Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Berkumpulkan (makanan)
untuknya." Maka orang-orang pun mengumpulkan makanan berupa kurma, tepung,
sawiq (campuran antara susu dengan tepung) untuk wanita tersebut. makanan tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam kain, mereka menaikkan wanita tersebut di atas
kendaraan dan meletakkan makanan tersebut di depannya. Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada wanita tersebut: "Kamu
mengetahui bahwa kami tidak mengurangi sedikitpun air milikmu, tetapi Allah
yang telah memberi minum kepada kami." Wanita tersebut kemudian pulang
menemui keluarganya, mereka lalu bertanya, "Wahai fulanah, apa yang
membuat kamu terlambat?" Wanita tersebut menjawab, "Suatu keajaiban!
Aku bertemu dengan dua orang laki-laki yang kemudian membawaku bertemu dengan
seorang yang disebut Shabi'I, lalu laki-laki itu berbuat begini begini. Demi
Allah, dialah orang yang paling menakjubkan (membuat kejadian luar biasa) di
antara yang ada ini dan ini." Wanita tersebut berkata sambil memberi
isyarat dengan mengangkat jari tengah dan telunjuknya ke arah langit, atau
antara langit dan bumi. Maksudnya bersaksi bahwa dia adalah Utusan Allah yang
haq. Sejak saat itu Kaum Muslimin selalu melindungi wanita tersebut dari Kaum
Musyrikin dan tidaklah Kaum Muslimin merusak rumah atau kediaman wanita
tersebut. Pada suatu hari wanita itu berkata kepada kaumnya, "Aku tidak
memandang bahwa kaum tersebut membiarkan kalian dengan sengaja. Apakah kalian
mau masuk Islam?" Maka kaumnya mentaatinya dan masuk ke dalam Islam."
قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ
صَبَأَ خَرَجَ مِنْ دِينٍ إِلَى غَيْرِهِ
Abu 'Abdullah berkata, "Yang
dimaksud dengan Shabi'i adalah keluar dari suatu agama kepada agama lain."
وَقَالَ أَبُو الْعَالِيَةِ }
الصَّابِئِينَ { فِرْقَةٌ مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ يَقْرَءُونَ الزَّبُورَ
Sedangkan Abu' 'Aliyah berkata,
"Ash-Shabi'un adalah kelompok dari Ahlul Kitab yang membaca Kitab
Zabur."
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.