Waktu Menyembelih Qurban
Waktu menyembelih qurban ialah
setelah shalat Ied berdasarkan hadits berikut :
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ،
قَالَ: ثُمَّ قَالَ : مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا يَذْبَحُ
لِنَفْسِهِ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَاصَابَ
سُنَّةَ الْمُسْلِمِيْنَ.
Dari al-Bara’ bin Azib, ia berkata, “.....Kemudian beliau bersabda, ‘Barangsiapa menyembelih sebelum shalat ‘Idul Adha maka ia hanya menyembelih untuk dirinya (bukan ibadah Qurban). Dan barangsiapa menyembelih setelah selesai shalat ‘Idul Adha, maka sempurna ibadahnya dan sesuai dengan sunnah kaum muslimin,” (HR. Bukhari).
Dalam hadits tersebut dinyatakan secara mutlak, yaitu tidak
diterangkan batasnya, pokoknya setelah shalat ‘Idul Adha. Hal ini memerlukan
penjelasan dan pembatasan hingga hari ke berapa yang dimaksud dengan kalimat ‘setelah
shalat ‘Idul Adha’ dalam hadits tersebut.
Terdapat beberapa keterangan yang bisa dijadikan sebagai
qarinah pembatas dari kemutlakan hadits di atas, antara lain :
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَحْرِ
وَأيَّامُ الْتَشْرِيْقِ عِيْدُنَا أهْلَ الْإِسْلاَمِ وَهِيْ أيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ.
Dari Uqbah bin ‘Amir, ia berkata; Rasulullah Saw bersabda, “Hari
‘arafah dan hari Qurban, serta hari-hari Tasyriq adalah hari raya kita,
orang-orang Islam. Hari-hari tersebut adalah hari-hari makan dan minum.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i).
عَنْ أبِيْ هُرَيْرَةَ قَال: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَيَّامُ مِنَّى أيَّامُ أكْلٍ وَشُرْبٍ.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Hari-hari
di Mina merupakan hari makan-makan dan minum”. (HR. Muslim)
Yang dimaksud ayamu minna ialah dari tanggal 10 sampai
tanggal 13 Dzulhijjah.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْمَرَ الدِّيْلِيِّ قَالَ:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ بِعَرَفَةَ فَجَاءَ نَاسٌ أوْ
نَفَرٌ مِنْ أهْلِ نَجْدٍ فَأَمَرُوْا رَجُلاً فَنَادَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم كَيْفَ الْحَجُّ، فَأَمرَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً
فَنَادَى الْحَجُّ الْحَجُّ يَوْمُ عَرَفَةَ مَنْ جَاءَ قَبْلَ صَلاَةِ الْصُبْحِ
مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ فَتَمَّ حَجُّهُ أيَّامُ مِنَّى ثَلاَثَةٌ فَمَنْ تَعَجَّلَ
فِيْ يَوْمَيْنِ فَلاَ إثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلاَ إثْمَ عَلَيْهِ
قَالَ ثُمَّ أرْدَفَ رَجُلاً خَلْفَهُ فَجَعَلَ يُنَادِي بِذَلِكَ.
Dari Abdurrahman bin Ya’mar Ad-Dili, ia berkata, “Aku datang
kepada Nabi Saw dan beliau sedang di Arafah. Kemudian datang beberapa orang
dari penduduk Najed, kemudian mereka memerintahkan seorang laki-laki untuk
bertanya kepada Rasulullah Saw bagaimana berhaji itu ? Kemudian Rasulullah Saw
memerintahkan seseorang agar mengumumkan; haji adalah pada hari ‘Arafah,
barangsiapa yang datang sebelum shalat Shubuh semenjak malam di Muzdalifah maka
Hajinya telah sempurna, hari-hari di Mina ada tiga, barangsiapa yang menyegerakan
dalam dua hari maka tidak ada dosa padanya dan barangsiapa yang menunda maka
tidak ada dosa baginya. Abdurrahman berkata; kemudian beliau memboncengkan
seorang laki-laki di belakangnya dan menyerukan hal tersebut.” (HR. Abu Dawud)
Anas bin Malik menjelaskan:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ صَوْمِ أيَّامِ
التَّشْرِيْقِ الثَّلاَثَةِ بَعْدَ يَوْمِ النَّحْرِ.
“Rasulullah Saw melarang sham pada hari-hari Tasyriq, yaitu
tiga hari setelah hari nahar (‘Idul Adha).” (HR. Abu Ya’la, al-Musnad, IX: 138,
No. 4000)
Ibnu Abbas berkata ketika menafsirkan
firman Allah Swt.
وَاذْكُرُوْا اللهَ فِيْ أيَّامٍ
مَعْدُوْدَاتٍ
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari
yang berbilang.” (QS. al-Baqarah [2] ayat 203)
يَعْنِي الْأَيَّامَ الْمَعْدُوْدَاتِ : أيَّامَ التَشْرِيْقِ،
وَهِيَ ثَلاَثَةُ أيَّامٍ بَعْدَ النَحْرِ
“Yang dimaksud dengan Al-Ayyam Al-Ma’dudaat (beberapa hari
yang berbilang) ialah hari-hari tasyriq, yaitu tiga hari setelah hari nahar.” (HR.
Thabari, Tafsir Thabari, III : 550)
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أبِي
طَالِبٍ : أيَّامُ النَّحْرِ يَوْمُ الْأَضَحَى وَثَلاَثَةُ أيَّامٍ بَعْدَهُ.
Ali bin Abu Thalib ra, berkata, Hari-hari penyembelihan itu ialah
hari Adha dan tiga hari setelahnya.”
Kesimpulan :
Waktu penyembelihan hewan qurban mulai tanggal 10 Dzulhijjah
setelah shalat ‘Ied sampai 13 Dzuhijjah waktu ‘Ashar.
Referensi :
Masalah seputar Idul Adha dan Qurban, hal. 66 - 70.
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.