Meminta perlidungan (isti'adzah) kepada selain Allah termasuk
syirik Akbar (besar) karena isti'adzah adalah bagian dari ibadah.
Memalingkannya kepada selain Allah berarti telah menyekutukan-Nya.
Allah berfirman :
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ
الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka
berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A'raf [7] ayat 200).
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
"Katakanlah wahai Muhammad, "Aku berlindung kepada
Rabb manusia."
(QS. An-Nas [114] ayat 1).
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ
“Katakanlah,
“Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar).” (QS. Al Falaq [113] ayat 1).
Adapun meminta tolong kepada orang lain yang masih hidup, ada
di hadapan kita, dan sanggup menolong, maka tidaklah mengapa. Contoh,
"Saya berlindung kepadamu dari anakmu."
وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ
غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِۖ هٰذَا مِنْ
شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖۚ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ
عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ ۙفَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِۖ قَالَ
هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ
“Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis)
ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua
orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil)
dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir‘aun). Orang yang dari
golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari
pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa)
berkata, “Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh
yang jelas menyesatkan.” (QS. Al-Qashash [28] ayat 15).
Yang dilarang adalah meminta perlindungan kepada orang yang
sudah mati, orang yang tidak berada bersamanya, batu, atau patung. Meminta
perlindungan seperti ini termasuk syirik besar.
***
Firman Allah Swt,
وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ
مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ
“Dan
sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan
mereka (manusia) bertambah sesat.” (QS.
Al-Jinn [72] ayat 6).
Keterangan :
Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang di zaman
jahiliyah yang meminta perlindungan kepada pemimpin jin. Jika sedang berada di
satu lembah, mereka berkata, "Kami berlindung kepada penguasa lembah ini
dari kebodohan kaumnya." Hal seperti ini tidak boleh karena meminta
perlindungan itu hanya boleh kepada Allah.
(زَادُوْهُمْ) : Jin yang dimintai tolong hanya menambah rasa takut kepada
orang-orang yang meminta perlindungan kepadanya. Semakit takut orang tersebut,
semakin sombong pula jinnya.
Sebagian ulama salaf berpendapat bahwa huruf Wawu pada
kata Zaduuhum untuk manusia, sedangkan huruf ha untuk jinnya.
Makna Rahaaqa adalah sombong dan takabbur.
Allah memaparkannya dalam bentuk celaan. Karena itu, kita
harus menghindarinya.
***
Khaulah binti Hakim menuturkan, "Aku mendengar
Rasulullah Saw bersabda,
مَنْ نَزَلَ مَنْزِلاً فَقَالَ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْئٌ حَتَّى يَرْحَلَ مِنْ
مَنْزِلِهِ ذَلِكَ.
"Barangsiapa singgah di suatu tempat, lalu berdo'a,
"Aku berlindung dengan kalam Allah yang Maha sempurna dari kejahatan semua
makhluk), tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya sampai dia beranjak
dari tempatnya ini." (HR. Muslim).[1]
Ini adalah doa yang bisa dibaca ketika kita tiba di suatu
tempat atau rumah. Membaca doa ini juga mendatangkan pahala dan terhindar dari
gangguan jin dan manusia. Demikian pula, jika ingin mengendarai kuda, naik
pesawat, motor, atau kereta api. Dalam hadits disebutkan bahwa doa ini dibaca
tiga kali.
(كَلِمَاتِ اللهِ) : Maksudnya adalah
kalimat-kalimat Allah.
Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa maksud dari kalimat
adalah syari'at dan Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah Kalamullah yang sangat mulia.
Semua pendapat ini benar dan merupakan sifat Allah.
Dalam doa ini terdapat unsur tawassul kepada sifat Allah.
Dengan hadits ini pula ulama menyatakan bahwa Al-Qur'an bukan makhluk karena
tidak boleh meminta perlindungan kepada selain Allah.
لَمْ يَضُرَّهُ شَيْئٌ
"Maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan
dirinya."
Kata nakirat (isim nakirah) dalam kalimat nafi (negatif)
mengandung makna umum. Artinya apa saja tidak membahayakan dirinya.
Meminta perlindungan kepada selain Allah, selain sifat Allah,
merupakan perbuatan syirik dan tidak diperbolehkan menurut ijma'.
Kandungan bab ini :
1.
Penjelasan tentang maksud ayat yang ada dalam surat
Al-Jin.[2]
2.
Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah
syirik.
3.
Hadits di atas sebagaimana disimpulkan oleh para
ulama, merupakan dalil bahwa Kalam Allah itu bukan makhluk karena minta
perlindungan kepada makhluk itu syirik.
4.
Doa ini sangat utama walaupun singkat.
5. Sesuatu yang bisa mendatangkan kebaikan dunia, baik dengan menolak kejahatan atau mendatangkan keberuntungan, bukan berarti sesuatu itu tidak termasuk syirik.
Referensi :
Syarah Kitab Tauhid Karya Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz (hal. 79)
[1]
Diriwayatkan oleh Muslim (2708).
[2]
Dalam ayat ini Allah Swt
memberitahukan bahwa ada di antara manusia yang meminta perlindungan kepada jin
agar merasa aman dari apa yang mereka khawatir. Namun, jin itu justru menambah
dosa dan rasa khawatir bagi mereka karena mereka tidak meminta perlindungan
kepada Allah. Degnan demikian, ayat ini menunjukkan bahwa isti’adzah (meminta
perlindungan) kepada selain Allah adalah termasuk syirik dan terlarang.
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.