SOAL : Bagaimana kalau zakat fitrah itu dibagikan pada tanggal 29 atau 30 Ramadhan atau malam Hariraya, apakah hilang sifat dan manfaat zakat fithrah itu ?
JAWAB : Ketahuilah bahwa zakat fithrah yang difardhukan
(diwajibakan) atas kita sekalian orang Islam itu, wajib kita keluarkan di masa
sebelum shalat Hariraya ‘Idul Fithri. Lihatlah hadits di bawah ini :
قَالَ ابْنُ عُمَرَ، إنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم اَمرَ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ أنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوْجُ
النَّاسِ إلَى الصَّلاَةِ. (ح. ص. ر الجَمَاعَة إلا ابْن مَاجَه).
Artinya : Telah berkata Ibnu Umar, Bahwa sesungguhnya
Rasulullah Saw telah perintah supaya ditunaikan zakat fitrah itu sebelum
orang-orang pergi ke shalat (Hariraya). (HSR. Jama’ah selain Ibnu Majah).
Hadits ini tidak lain melainkan Cuma menerangkan, bahwa masa
zakat fithrah yang penghabisan itu, ialah sebelum kita shalat, ya’ini inilah
zakat yang diterima oleh Tuhan Allah.
Adapun dikeluarkan setelah shalat, maka zakat itu tertolak.
Lihat hadits yang tersebut di bawah ini :
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَرَضَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ طَهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ
اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ
فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُوْلَةٌ وَمَنْ اَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فهِيَ صَدَقَةٌ
مِنَ الصَّدَقَاتِ. (ص. ر, ابو دَاوُدَ وابْنُ مَاجَه والدارقطني وَالحاكم).
Artinya : Berkata Ibnu Abbas ; Bahwasannya Rasulullah Saw
telah memfardhukan zakat fithrah sebagai membersihkan bagi orang-orang yang
shaum dari perbuatan yang tidak berguna dan pembicaraan yang keji, dan sebagai
makanan bagi orang-orang yang miskin. Maka barangsiapa mengeluarkannya sebelum
shalat, maka itulah zakat yang diterima; dan barangsiapa yang mengeluarkannya
sesudah shalat, maka yaitu (cuma jadi) satu daripada sedekah-sedekah biasa
saja.” (HSR. Abu Dawud,
Ibnu Majah, Daruquthni dan Hakim).
Maksud hadist ini, bahwa zakat fithrah yang dikeluarkannya
sesudah shalat itu namanya bukan zakat fithrah lagi, Cuma sedekah biasa saja,
yaitu yang tidak bisa membersihkan diri orang yang shaum dari perbuatannya yang
tiada senonoh.
Walhasil, hadits yang pertama dan kedua itu menerangkan hal
batasnya masa yang boleh buat mengeluarkna zakat fithrah itu, dikeluarkan di
malam Hariraya, atau sebelumnya, satu hari atau dua hari, itu boleh dan tiada
halangan apa-apa pun juga.
Adapun dalilnya begini :
قَالَ نَافِعٌ : قَالَ ابْنُ
عُمَرَ: فَرَضَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم صَدَقَةَ الفِطْرِ عَلَى الذَكَرَ
وَالأُنْثَى وَالحُرِّ وَالْمَمْلُوْكِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ
شَعِيْرٍ فَعَدَلَ النَّاسُ بِهِ نِصْفَ صَاعٍ مِنْ بُرٍّ. فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ
يُعْطِي التَّمْرَ فَاَعْوَزَ أهْلَ الْمَدِيْنَةِ مِنَ التَّمْرِ فَاعْطَى
شَعِيْرًا. فَكَانَ ابنُ عُمَرَ يُعْطِي عَنِ الصَّغِيْرِ وَالكَبِيرِ حَتَّى
كَانَ يُعْطِي عَنْ بُنَيَّ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُعْطِيْهَا للَّذِيْنَ يَقْبَلُوْنَهَا
وَكَانُوْا يُعْطَوْنَهَا قَبْلَ الْفِطْرِ بِيَوْمٍ أوْ يَوْمَيْنِ. (ح.ص. ر
البَغَوِيُّ).
Artinya : Telah berkata Nafi’, telah berkata Ibnu Umar,
:Bahwa Nabi Saw telah memfardhukan shadaqah fithrah atas orang lelaki dan perempuan,
dan yang merdeka, dan hamba, banyaknya satu sha’ (3 ½ kati) dari korma atau
satu Sha’ dari Sya’ir (beras belanda), maka kemudian orang-orang menukar itu
dengan setelah Sha’ dari gandum dan adalah Ibnu Umar dahulu memberi korma,
tetapi lantaran ahli Madinah kesusahan korma, maka ia memberi Sya’ir, dan
adalah Ibnu Umar mengeluarkan fitrah bagi anak yang kecil dan besar sehingga
pernah ia mengeluarkan fithrah untuk anak saya yang kecil. Dan adalah Ibnu Umar
mengeluarkan zakat fithrah kepada orang-orang yang suka menerima; dan adalah
mereka itu diberi zakat fitrah sebelum Hariraya, satu hari atau dua hari. (HSR. Baghawi).
Dan ada lagi keterangan, bahwa zakat fitrah itu boleh
dikumpulkan di rumah tukang mengumpulkan zakat, sebelum Hariraya dua hari atau
tiga hari. Lihatlah keterangannya seperti di bawah ini :
قَالَ نَافِعٌ: إنَّ عَبْدَ
اللهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَبْعَثُ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ إلَى الّذِيْ تُجْمَعُ
عِنْدَهُ قَبْلَ الْفِطْرِ بِيَوْمَيْنِ أوْ ثَلاَثَةٍ. (ح. ص ر. مَالِك)
Artinya : Telah berkata Nafi’, Bahwa Abdullah bin Umar biasa
mengirimkan zakat fithrah kepada orang yang mengumpulkan zakat, sebelum Hariraya
Idul Fithri, dua hari atau tiga hari.” (HSR. Malik).
Soal Jawab A Hassan (1-2) hal. 223-225).
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.