Hikmah-hikmah Puasa Ramadhan dan Puasa Sunnat

Hikmah-hikmah Puasa Ramadhan dan Puasa Sunnat

Banyak hikmah yang dapat dipetik dalam pelaksanaan shaum baik Shaum Ramadhan maupun shaum sunnat.
Mari simak dengan baik hikmah-hikmah shaum tersebut. Inilah di antaranya :
1. Mendahulukan Allah Di atas kepentingan diri pribadi
Melaksanakan shaum dengan benar maka ia sedang mendahulukan keridhaan Allah dari kepentingan dirinya sendiri. Melalui mengutamakan keridhaan Allah inilah justru sebenarnya kita akan menjadi lebih baik lagi sebagai hamba-Nya; selain ia akan mendapatkan pahala akhirat bahkan ia mendapatkan kesehatan dan manfaat lainnya.
Meninggalkan makan, minum dan jimak dari semenjak terbit Fajar sampai Maghrib bukanlah hal yang mudah. Tapi bila pelaksanaanya didasari keimanan kepada Allah maka perbuatan yang tadinya itu sulit maka akan menjadi mudah dikerjakan.
2. Merasakan Ni'matnya Makan dan Minum
Orang yang melaksanakan shaum, ia akan merenungkan dan merasakan betapa besarnya kenikmatan makan, minum ketika ia menginginkannya tapi ia harus bersabar meninggalkannya dalam waktu siang hari. Hal tersebut seperti keadaan orang yang sakit akan merenungkan betapa berharganya ni'matnya sehat.

Selain itu, orang yang shaum akan merasakan keadaan kehidupan orang yang kekurangan ekonominya. Dan akan bersikap empati kepada mereka. Sehingga ia tidak merendahkan mereka. Pendidikan yang dapat dipetik dari shaum sangatlah berharga dalam meningkatkan sikap simpati kepada orang yang lemah ekonomi. Berbeda halnya dengan hanya sekedar mengetahui dari orang lain bahwa si fulan ialah orang fakir atau semacamnya. Hal ini belum tentu menimbulkan sikap yang baik. Maka dengan pendidikan merasakan lapar dan haus melalui shaum merupakan pendidikan yang terbaik.
Hal itu sesuai yang diterangkan oleh Syekh As-Shabuni, Rawa'iul Bayan, I/217:
فإن الله عز وجل ما شرع العبادات إلا ليربي فى الإنسان (ملكة التقوى) وليعوده على الخضوع والعبودية والإذعان لأوامر الله العلي القدير. فالصيام عبودية لله، وامتثال لأوامره، واتقاء لحرمته. ولهذا جاء فى الحديث القدسي: كل عمل ابن أدم له إلا الصوم، فإنه لي وأنا أجزي به، يدع طعامه وشرابه من أجلي. فشعور الإنسان بالعبودية لله عز وجل والإستسلام لأمره وحكمه هو أسمى أهداف العبادة وأقصى غاياتها
Artinya: "Allah tidak akan mensyariatkan ibadah kecuali untuk mendidik manusia (membentuk kemampuan bertakwa), membuatnya terbiasa untuk tunduk, beribadah dan patuh terhadap perintah Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjaga kehormatan-Nya. Karenanya dalam hadis qudsi disebutkan: "Setiap perbuatan yang dilakukan oleh anak Adam itu miliknya kecuali puasa. Puasa milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia meninggalkan makan dan minum karena-Ku." Maka penghambaan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah dan penyerahan total dirinya terhadap perintah dan hukum Allah merupakan tujuan utama disyariatkannya ibadah."
3. Melepaskan Perbudakan Materi
Inilah di antara hikmah disyari'atkannya Shaum. Allah Yang Maha Tahu tentu mensyari'atkan ibadah yang terbaik untuk hamba-Nya dan kebaikan untuk diri mereka sendiri.
Dalam menjalani kehidupan tentu manusia memiliki keinginan (hawanafsu) yang diharapkannya. Namun sering kali hawanafsu itu liar berlaku melampaui batas, baik dalam urusan makan, minum berpakaian dan gaya hidup lainnya. Sehingga menghalalkan yang diharamkan.
Jika hawanafsu tidak dibentengi dengan shaum tentulah akan sangat sulit sekali membendung berbagai penyimpangan. Maka dengan shaum sebenarnya kita dididik untuk tidak berbuat hedonisme, materialis. Dan dididik untuk mensyukuri apa adanya.
Dan tentunya sangat banyak kebaikannya bagi kita sendiri, baik keluarga bahkan masyarakat luas.
Kita sebagai muslim lebih dituntut untuk kebaikan kehidupan akhirat yang kekal yang lebih diharapkan.
Dilansir dari Islamonlinenet,
الحكمة من الصيام أنه تخليص للإنسان من رِق الشهوة والعبودية للمادة، وتربية عملية على ضبط الغرائز والسيطرة عليها، وإشعار للإنسان بأن الحريات مقيدة لخير الإنسان وخير الناس الذين يعيش معهم، هذا جهاد شاق يعوِّد الصبر والتحمل،
Hikmah di balik puasa adalah membebaskan seseorang dari belenggu hawa nafsu dan perbudakan materi, merupakan pendidikan praktis dalam mengendalikan dan mengendalikan naluri, serta membuat seseorang merasa bahwa kebebasan dibatasi demi kebaikan pribadi dan kebaikan orang-orang yang tinggal bersamanya, inilah perjuangan berat yang memulihkan kesabaran dan ketabahan.
ويعلم قوة الإرادة ومضاء العزيمة، ويعد الإنسان لمواجهة جميع احتمالات الحياة بحلوها ومرها وسائر متقابلاتها ليجعل منه رجلاً كاملاً في عقله ونفسه وجسمه، يستطيع أن يتحمل تبعات النهوض بمجتمعه عن جدارة.
Menghadapi segala kemungkinan hidup, baik manis maupun pahit, serta segala kebalikannya, menjadikan manusia seutuhnya baik budi, jiwa, dan raganya, yang mampu menanggung akibatnya memajukan masyarakatnya secara bermartabat.
4. Mengekang Syahwat Birahi
Bahkan hikmah shaum juga ialah menahan dari kejahatan yang bisa timbul dari farji (kemaluan).
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَبَابًا لاَ نَجِدُ شَيْئًا، فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
Dari Abdullah, dia berkata: Kami pernah bersama Nabi saw sewaktu kami masih muda, saat itu kami tidak memiliki sesuatu pun, maka Rasulullah saw bersabda kepada kami: Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kalian yang telah mampu menikah, maka hendaklah ia menikah, karena ia lebih bisa menundukkan pandangan, dan lebih bisa menjaga kemaluan. Namun barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab hal itu dapat menjadi penghalang baginya (meredam hawa nafsunya). (Al Bukhari no. 1905 dan Muslim no. 1400).
5. Menahan Diri Dari Ucapan Jelek dan Perbuatan Jelek
Menahan diri dari perkataan jelek dan perbuatan jelek tentu harus setiap waktu. Ketika orang yang sedang shaum diperintah untuk menahan diri dari hal tersebut. Maka hal itu sebagai penekanan. Artinya dengan shaum ia harus lebih bisa lagi menahan dari perbuatan jelek dan perkataan yang jelek. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari (1904) dan Muslim (1151).
Hadits itu pula menunjukkan bahwa orang yang sedang shaum jika terjadi celaan kepadanya maka sebaiknya tidak dibalas dengan keburukan yang sama tapi balaslah dengan cara yang baik, melalui ucapan yang baik, di antaranya dengan mengucapkan (انا صائم) saya sedang shaum. Maupun balasan yang baik melalui perbuatan yang baik.
6. Melatih Kesabaran
Ketika seseorang bersabar menahan makan dan minum selama kurang lebih 13 jam lebih. Maka ia dilatih untuk bisa bersabar dari hal-hal yang diinginkan, yang dibutuhkan. Buah dari kesabaran tersebut harus bisa dipraktekkan sampai menahan diri dari perkara yang diharamkan.
Syekh As-Shabuni, Rawa'iul Bayan I/217 mengatakan :
ألامر الثاني من حكمته مشروعية الصيام هي تربية النفس وتعويدها على الصبر وتحمل المشاق فى سبيل الله، فالصيام يربي قوة العزيمة وقوة الإرادة، ويجعل الإنسان متحكما فى أهوائه ورغباته
Artinya: "Hikmah kedua disyariatkan puasa ialah mendidik jiwa dan membiasakannya untuk sabar dalam menanggung rasa susah di jalan Allah. Puasa dalam hal ini mendidik kekuatan keinginan melakukan sesuatu dan menjadikan manusia lebih bijak dalam mengatur hawa nafsu dan keinginannya."
6. Meninggkatkan Kesehatan Badan
Berbeda ketika kita berada di selain bulan Ramadhan, banyak sekali makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut secara tidak teratur dan berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Dengan puasa, seseorang dapat makan dan minum secara teratur dan tidak berlebihan. Hal ini memberikan kesempatan tubuh untuk melakukan detoksifikasi.
Demikianlah di antara hikmah-hikmah shaum yang dapat dipetik melalui pelaksanaan shaum baik shaum sunnat maupun wajib yang dilaksanakan berdasarkan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Swt.
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

Contact Us