Ayat-ayat Quran Tentang Waktu Shalat

Ayat-ayat Qur'an yang menerangkan tentang waktu shalat ialah sebagai berikut :

Pertama :

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa' [4] ayat 103).



Dalam tafsir Al Baghawi disebutkan, di antara penafsiran potongan ayat tersebut dikatakan oleh Mujahid :

(كِتَابًا مَّوْقُوتًا) أي فرضا مؤقتا وقته الله عليهم
(Kitaban Mauqutan) Maksudnya : Fardhu (satu kewajiban) yang ditentukan waktunya Allah untuk mereka (orang-orang beriman).

Kedua :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. Hud [11] ayat 114).

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan mengenai penafsiran Tharafain Nahar.

Ibnu Katsir mengutip perkataan Ibnu Abbas :

يعني الصبح والمغرب وكذا قال الحسن ، وعبد الرحمن بن زيد بن أسلم

Yakni shalat Shubuh dan Maghrib. Demikian pula yang dikatakan oleh Al Hasan, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.

Dan mengenai makna Tharafain Nahar, ia pula mengutip perkataan Al Hasan, Qatadah dan Adh Dhahak,

هي الصبح والعصر

Ialah shalat Shubuh dan 'Ashar.

Sementara Mujahid mengatakan dalam tafsir Al Baghawi :

قال مجاهد : طرفا النهار صلاة [ الصبح ] والظهر والعصر
Mujahid mengatakan, Tharafain Nahar, ialah Shalat Shubuh, Zhuhur dan Ashar.

Dengan demikian yang dimaksud dengan Tharafain Nahar (dua ujung siang) dapat meliputi : Shalat Zhuhur, Shalat Ashar, Maghrib dan Shalat Shubuh.

Sementara makna "Zulafam Minal Lain" ialah shalat Isya. Ada pula yang berpendapat Shalat malam.

Yang mengatakan bahwa Zulafam Minal Lain ialah : Ibnu Abbas, Mujahid, Al Hasan dan yang lainnya.

Imam Al Qurthubi mengatakan,

لم يختلف أحد من أهل التأويل في أن الصلاة في هذه الآية، المراد بها الصلوات المفروضة.

Tidak ada seorang pun dari ahli ta'wil yang berbeda pendapat bahwa yang dimaksud shalat pada ayat ini ialah shalat mafrudhah (yang diwajibkan). (Tafsir Al Wasith).

Ketiga :

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا﴾

Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS. Al-Isra' (17) ayat 78).

Yang dimaksud dengan Dulukisy Syamsi ialah meliputi shalat Zhuhur dan Ashar. Sementara yang dimaksud Ghasaqil Lail ialah shalat Maghrib dan Isya dan yang dimaksud dengan Qu'anal Fajr ialah shalat Shubuh.

Dan ayat tersebut menerangkan bahwa shalat Shubuh itu disaksikan maksudnya disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang.

Keempat :

فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang. (QS. Thaha [20]: 130).

Yang dimaksud bertasbih sebelum terbitnya matahari adalah shalat Shubuh, dan tasbih sebelum terbenamnya matahari adalah shalat Ashar.

Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Jabir bin Abdullah al-Jabili. Dia berkata, kamu duduk di sisi Rasulullah, kemudian beliau melihat ke arah rembulan, yang saat itu bulan purnama. Rasulullah saw lantas bersabda,

إنكم سترون ربكم كما ترون هذا القمر، لا تضامون في رؤيته، فإن استطعتم ألا تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها فافعلوا، ثم قرأ هذه الاية

"Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat rembulan seperti sekarang. Kalian tidak akan berdesak-desekkan untuk melihatnya. lika kalian bisa melakukan shalat sebelum matahari terbit dan terbenam, make lakukanlah." setelah itu, Rasulullah saw. membaca ayat ini (Thaha [20] : 172).

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

Contact Us