Nasib buruk wanita sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw

Nasib buruk wanita sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw

Muhammad Rasyid Ridha menyebutkan dalam bukunya tentang nasib wanita secara umum sebelum diutus Nabi Muhammad saw. 

Semua wanita pada saat itu mendapatkan penganiayaan-penganiayaan laki-laki baik di desa, maupun di kota, tak ada bedanya antara yang buta huruf dan terpelajar, dan antara penyembah berhala dan pemeluk agama kitabiyah. 

Wanita pada saat itu diperdagangkan bagaikan hewan dan barang. Ia dipaksa kawin dan melacur. Ia hanya diwarisi dan tidak boleh mewarisi, ia dimiliki dan tidak boleh memiliki, dan mayoritas suami yang memilikinya, melarang mereka membelanjakan harta yang dimilikinya tanpa seijinnya, dan mereka memandang bahwasannya suami sematalah yang mempunyai hak membelanjakan hartanya bukan dia. Dan bahkan di berbagai Negara mereka mempertentangkan. 

Kemudian sebuah pertemuan di Roma menetapkan bahwasannya wanita adalah hewan najis yang tidak mempunyai nyawa dan tidak akan abadi, akan tetapi ia wajib dijadikan pelayan dan budak dan mulutnya harus dikunci seperti anjing dan unta agar tidak bias berbicara. Sebab mereka dipandangnya adalah tali-tali setan. Dan mayoritas undang-undang yang berlaku saat itu memperbolehkan seorang ayah menjual anak perempuannya. Dan sebagian suku Arab mempunyai faham bahwasannya seorang ayah mempunyai hak membunuh anak perempuannya bahkan diperbolehkan menguburnya hidup-hidup, dan ada di antara mereka yang mempunyai doktrin tak ada tebusan atau qisas jika laki-laki membunuh wanita. 

Setelah kelahiran Nabi Muhammad saw setinggi-tingginya penghargaan kepada wanita yang diberikan oleh Bangsa Erofa yaitu Prancis dengan menetapkan setelah debat seru, bahwasannya wanita adalah manusia, namun ia diciptakan semata-mata untuk melayani laki-laki. 

Nabi Muhammad dilahirkan tahun 571 M, sementara bangsa Perancis mengeluarkan keputusan ini pada tahun 586 M lima belas tahun sesudah kelahiran beliau saw, sementara bangsa Perancis dabn bangsa lain tidak mengerti apa perbaikan  manusia secara umum dan perbaikan kewanitaan secara khusus.

Muhammad saw dilahirkan di awal-awal abad 7 Masehi sebagai pembawa berita gembira dan peringatan bagi semua manusia, ia mengajak mereka kepada peribadatan kepada Allah semata, dan kepada perbaikan diri mereka sendiri yang telah dirusak oleh taqlid-taqlid agamis, fanatisme-fanatisme nasionalisme dan kesukuan, dan wanita mempunyai peran besar dapam perbaikan ini, yang dalam hal ini Islam tidak didahului oleh satu pun agama selainnya, dan ketinggiannya belum pernah ditandingi perundangan apapun.
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

Contact Us