Wanita Di Atas Panggung

Wanita Di Atas Panggung

Perempuan Islam diperintahkan agar menutupi auratnya. Dan lelaki Islam yang bukan muhrim diperintahkan menundukkan mata terhadap perempuan dihadapannya sekalipun perempuan itu menutupi auratnya dengan sempurna.

Dalam Al-Bukhari diriwayatkan bahwa 'Aisyah, Istri Rasulullah, pernah menonton pertunjukan permainan senjata tajam yang dilakukan kaum lelaki yang bukan muhrimnya, yaitu orang-orang Habsyi. Dalam peristiwa Ini perlu dicatat bahwa 'Aisyah bukan menonton laki-alami yang bukan muhrimnya. Tetapi menonton permainannya, sebab itu lah yang menjadi titik perhatiannya yang utama.

Pada peristiwa itu Rasulullah yang menyertai 'Aisyah merentangkan selendang beliau sehingga 'Aisyah menonton dari balik selendang itu. Dengan demikian, seorang Rasulullah berfungsi sebagai hijab atau tirai sehingga 'Aisyah dapat menonton, tetapi beliau sendiri tidak menjadi objek tontonan, sebab tidak boleh ditonton.

Masalah Ini ialah masalah pandang memandang antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya, yang hukumnya haram. Adapun masalah pementasan drama atau sandiwaranya sendiri tidak menjadi masalah pokok. Sebab, jika penonton pentas itu hanya muhrim atau pemain-pemainnya perempuan dan penontonnya pun perempuan pula, tentu pementasan semacam itu tidak terlarang selama sifatnya tidak melanggar hukum.

Adapun keterangan-keterangan atau dalil-dalil yang bersangkutan dengam masalah tersebut antara lain adalah :

1. Perempuan ialah aurat, perangsang syahwat, penarik birahi
Rasulullah saw bersabda :

المَرأة عورةٌ. فإذا خرجتْ إستشرفها الشيطانُ.
"Perempuan itu aurat. Bila ia keluar, (manusia) setan terangkat (terpikat) pandangannya." (H.R. At-Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud).

2. Perempuan diperintahkan berpakaian so pan

يا اسماء، إنّ المرأة  إذا بلغت المحيض لم يصلح ان يُرى منها إلاّ هذا و هذا و اشار الى وجهه و كفّيه.

"Wahai Asma! Apabila perempuan telah dewasa (telah haid, baligh), tidak boleh tampak keciali Ini dan ini (seraya Rasulullah memberi isyarat pada muka dan kedua telapak tangan beliau). (H.R. Abu Daud). 

3. Laki-laki diperintahkan menundukkan pandangannya
Rasulullah saw bersabda : 

يا عليّ! لا تُتبع النظرة النظرة فإن لك الأولى و ليست الثانية.
"Wahai 'Ali ! Jangan diikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua, untuk engkau yang pertama, dan bukan Yang kedua. (H.R. Abu Daud).

Kemudian firman Allah : 

قل للمؤمنين يغضّوا من ابصارهم. (النور : ٣٠)

"Katakanlah Kepada kaum mukminin agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka." (Q.S. An-Nuur : 30).

و قل للمؤمنات يغصضن من ابصارهنّ (النور :٣١)

"Katakanlah Kepada kaum mukminat agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka." (Q.S. An-Nuur : 31).

قالت عائشة رضي الله عنها : كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يسترنى بردائه و انا انظر الى الحبشة يلعبون في المسجد. 
"Aku melihat Rasulullah saw menghalangiku dengan selendangnya, sedangkan waktu itu aku melihat pertunjukan orang Habsyah (main senjata) di Mesjid." (H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Bertukar mode dari maksi ke midi dan akhirnya mini

صنفان من اهل النار لم ارهما : قوم معهم سياطٌ كأذناب البقر يضربون بها الناس، و نساء كاسياتٌ عاريات مميلات مائلات رؤسهنّ كأسنمة البخت المائلة. لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا كذا. (رواه احمد و مسلم)
"Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah kulihat : (pertama) kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka kejam, mereka memukuli orang, dan (ke dua) perempuan-perempuan yang berpakaian telanjang, memancing perhatian ke arah penyelewengan, dan mereka sendiri penyeleweng, sanggulnya besar sebagai punuk unta Yang miring. Perempuan seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal wanginya itu tercium dari jarak sekian (jarak yang jauh sekali)." (H.R. Ahmad dan Muslim).

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments

Contact Us