Manusia adalah hayawanun natiq, manusia memiliki dzat hayawan yang dzat ini adalah termasuk dalam sifat yang umum dan natiq (berbicara) adalah sifat yang khusus. Yang membedakan jenis makhluk yang lainnya.
Tentunya berbicara itu tidak langsung lewat mulut, akan tetapi dipikirkan dahulu apakah perkataan semacam demikian benar dengan kenyataan yang terjadi (muthobik lil waqi') atau tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi (ghoer muthobiq lil waqi').
Yang mesti diperhatikan adalah bagaimana sehingga perkataan itu benar. Tentu harus ada qoidah untuk menyelamatkan pikiran dari kesalahan berpikir.
cara berpikirnya mengenai satu masalah sehingga menimbulkan natijah (kesimpulan), adalah dengan berpikir yang didasari dengan aturan cara berpikir yang benar.
meskipun manusia adalah makhluk yang berpikir, tapi tidak setiap berpikirnya itu benar. Bahkan bisa jadi banyak kesalahan. Seperti saja ada orang yang mengatakan bahwa semua agama itu benar. Tentu ini adalah kesimpulan dari cara berpikir yang salah. Coba kita tanyakan, apakah benar itu mau ditentukan menurut kita ? apakah agama yang benar itu menurut kita ? tentu kita hidup di bumi ini bukan kemauan kita, lalu kemauan siapa, lalu tujuannya apa kita hidup di dunia ini. Akal tidak dapat mengetahui yang ghoib, kita akan mengatakan bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan.
Lebih dari pembahasan itu kita tidak akan mengetahui. Agama Islam diturunkan untuk menyelamatkan akal manusia dari khayalan atau bayangan yang tidak dapat dibuktikan dengan kenyataan yang terjadi. Kita mengetahui adanya Allah Swt dengan perantara Rasul-Nya. Yang dapat dibuktikan dengan ilmu yang nyata kebenarannya. Sehingga ada Ulama yang mengatakan ilmu mantik itu adalah dari Al Qur'an.
Para ahli Mantik telah membagi hujjah-hujjah (argumen-argumen) untuk memudahkan memahaminya, dan terlebih untuk dapat menggunakan hujjah-hujjah tersebut sesuai dengan situasi dan kondisinya. namun hujjah yang paling baik dan benar adalah hujjah dari Allah dan Rasul-Nya. Mari kita simak hujjah-hujjah tersebut;
Daftar Isi:
Hujjah (argumen) itu ada dua macam : yaitu hujjah naqliyah Dan hujjah 'aqliyah.
Hujjah Naqliyah
1. Hujjah naqliyah : pemakaian hujah dengan sanad, hujjah yang diambil atau dinukil dari Al Quran Dan Al Hadits atau Ijma'. Umpamanya membasuh muka dalam wudhu itu diperintah (wajib) dengan dalil.
Hujjah 'Aqliyah
2. Hujjah 'aqliyah : hujjah yang hanya berlandaskan akal. Hujah Ini ada Lima macam : yaitu ; khithobiyah, syi'riyah, burhaniyah, jadaliyah Dan safsathoiyah.
Hujjah Khithabiyah
2.1 khithobiyah adalah hujjah yang disusun dari muqodimah berdasarkan orang yang dipercaya.
Contoh :
Kholid berbantah dengan Umar.
Umar : "kitab yang penting untuk lebih dahulu dipahami adalah Alfiyah Ibnu Malik".
Kholid : "kalau bagi saya yang lebih dipahami adalah Fathul Mu'in".
Umar : "apa hujjah mu berpendapat begitu ?".
Kholid :"sebab seorang pujangga kuno telah berkata : belajarlah ilmu fiqih sebab fiqih itu pedoman yang paling utama. Kalau engkau apa hujjahnyan?".
Umar : "benar, kalau orang mengerti Al fiyah pasti akan mengerti semua kitab. Sebab alfiyah itu menurut Ibnu Malik dapat memudahkan masalah masalah yang sukar".
Hujjah Umar Dan Kholid yang berdasarkan pujangga Dan Ibnu Malik disebut hujjah khithobiyah.
Hujjah Syi'riyah
2.2 Syi'riyah yaitu hujjah yang tersusun dari muqodimah yang dapat menggembirakan hati atau sebaliknya. Umpamanya ; ibu berkata kepada putranya, "minumlah obat ini , nak!". Putranya menjawab :"tidak mau! Pahit". Ibu berkata lagi :"tidak, tidak pahit, obat Ini rasanya manis Dan gurih, Ibu sendiri yang bikin, dicampuri gula dua sendok Dan santan dua sendok. Cobalah! Apabila ternyata pahit, jangan mau, nanti ibu berikan adikmu lo! Nanti menyesal!.
Hujjah Burhaniyah
2.3 Burhaniyah yaitu hujjah yang disusun dari muqoddimah-muqoddimah yaqiniyah, yaitu muqodimah-muqodimah yang dapat menimbulkan kesimpulan yang menyakinkan. Keterangan lebih lanjut akan diterangkan dalam bait berikutnya.
Hujjah Jadaliyah
2.4 Jadaliyah yaitu hujjah yang disusun dari muqoddimah-muqoddimah yang Sudan diakui kebenarannya.
Contoh : "Umar! Ketika Belanda menduduki kota, teman-teman saya bergerilya, hanya engkau lah yang tidak ikut. Apa sebabnya? Apakah yang demikian itu tidak membela Belanda ?.
Umar menjawab : "salah saya tidak membela Belanda, malahan agamalah yang saya bela.
Coba kalau semua orang Islam keluar kota, siapa yang melakukan shalat jum'at di dalam mesjid?. Kalau tidak dipakai Belanda membantai ?. Kalau hanya ingin meramaikan mesjid, mestinya engkau tidak ikut jadi budak Belanda".
Umar :"aku tidak jadi budak, kalau bekerja pada Belanda me many iya. Ini pun beralasan, Ini pun salah satu cabang dari perjuangan. Coba renungkan! Saya bekerja panda Belanda dapat roti,susu, mentega Dan lain-lain. Kemudian saya kirimkan kepadamu didaerah gerilya. Bukanlah sama saja dengan membantu perjuangan".
Hujjah Safsathaiyah
2.5 Safsathoiyah yaitu hujjah yang disusun dari muqoddimah-muqoddimah yang seolah-olah benar tapi sebenarnya tidak.
Contoh :
Ketika a yam Umar disembelih Kholid Tanpa izin. Umar menuntut :"Kholid! Kamu Ini bagaimana. Ayam saya kok kamu sembelih tanpa seizin saya ?
Kholid :"mana bisa, saya kan menyembelih ayamnya gusti Allah, bukan ayammu. Kamu kan hanya ketitipan sama.
Umar :"Oh begitu! Dengan semerta-merta memukul dagu Kholid berulang-ulang sampai Kholid babak belur. Kholid pun merintih-rintih, Katanga :" bagaimana teh Ini, saya kok terus dipukuli".
Umar menjawab : "mana bisa saya kan hanya sekedar meenghajar semut yang lancang menginjak-nginjak dagumu. Kamu Ini ditolong kok Malay menyalahin saya".
Rincian Hujjah Burhaniyah
Di antara Lima macam hujjah (yang telah di Atas pada Postingan yang lalu), ada hujjah burhaniyah, hujjah burhaniyahlah yang paling unggul. Yaitu hujjah yang disusun oleh muqoddimah-muqoddimah yang meyakinkan.
Meyakinkan itu ada enam macam ;
1. Awaliyyah : sesuatu yang dapat meyakinkan hanya dipikir sepintas misalnya ; Bapak lebih tua dari pada anaknya.
2. Musyahadah Bathiniyyah : sesuatu yang dapat dibuktikan Tanpa dipikir. Misalnya; lapar.
3. Tajribah : dapat dipikir dengan percobaan. Misalnya ; besi memuai ketika dipanaskan.
4. Mutawatiroh : dapat diyakinkan karena adanya berita yang telah berulang-ulang panda hal yang sama. Umpamanya : Di Mekah ada Ka'bah.
5. Hadatsiyah : sesuatu yang peyakinannya atas radar perkiraan, misalnya : data tarik Bumi itu asal dari data tarik Matahari.
6. Makhshushot : sesuatu yang dapat diyakinkan dengan dasar dirasakan. Seperti : api itu panas.
Meyakinkan itu ada enam macam ;
1. Awaliyyah : sesuatu yang dapat meyakinkan hanya dipikir sepintas misalnya ; Bapak lebih tua dari pada anaknya.
2. Musyahadah Bathiniyyah : sesuatu yang dapat dibuktikan Tanpa dipikir. Misalnya; lapar.
3. Tajribah : dapat dipikir dengan percobaan. Misalnya ; besi memuai ketika dipanaskan.
4. Mutawatiroh : dapat diyakinkan karena adanya berita yang telah berulang-ulang panda hal yang sama. Umpamanya : Di Mekah ada Ka'bah.
5. Hadatsiyah : sesuatu yang peyakinannya atas radar perkiraan, misalnya : data tarik Bumi itu asal dari data tarik Matahari.
6. Makhshushot : sesuatu yang dapat diyakinkan dengan dasar dirasakan. Seperti : api itu panas.
Rincian Hujjah Safsathaiyah
Sapsathah adalah hujjah yang tersusun dari beberapa muqaddimah yang mirip dengan muqaddimah yang benar, padahal sesungguhnya tidak benar. Sapsathah dinamakan Mughalathah (mengelirukan) seperti :
1. Orang yang mengatakan Kepada gambar kuda yang ada di dinding, katanya ;
Ini kuda
Tiap-tiap kuda berlari cepat
Maka ini dapat berlari cepat
2. Perkataan orang penjual hiasan yang mengatakan Kepada di pembelanja, katanya ;
ini berlian asli (padahal bukan berlian)
Tiap-tiap berlian asli harganya mahal sekali
Maka ini harganya mahal sekali
3. Atau menggunakan muqadimah yang serupa dengan muqaddimah yang masyhur (terkenal), hal demikian ini dinamakan musyaghabah (bikin ribut, pengacau) jabatan orang tersebut disebut musygib (pengacau), hal yang demikian sering terjadi dalam suatu perdebatan yang mana Masing Masing dari orang yang berdebat Mempunyai pendukung-pendukung, maka pendukung masing-masing golongan mengatakan ; pemimpinnya betul- betul yang banyak mempergunakan dalil-dalil Qur-an dan hadits, sebagai Ulama. Padahal orang yang mengatakan tadi tidak mengetahui cara meletakkan dalil-dalil, orang itu hanya mendengarkan lafadz Qur-an dan haditsnya saja, tidak mengerti maksudnya, bahkan bacaan salah pun tidak mengetahui.
Siapakah yang menggunakan hujjah ini ?
Hujjah ini serving digunakan oleh dukun, ahli ramalan dan sebagian orang tujuannya untuk mempengaruhi dan menipu, seperti dikatakan ; di rumahmu ada penghuni jin, sehingga anakmu sering sakit, maka harus diberi saji-sajian.
Yang paling paling mengejutkan lagi. Penipuan seperti ini sudah jadi ladang usaha, Coba kalian lihat di sebagian Chanel Indonesia. Oleh karena itu, jangan ambil berita bulet-bulet cari tahu kebenarannya. Apalagi mengenai yang ghaib. Apabila ada yang menerangkan yang ghaib tanpa dalil itu satu kebohongan.
Sumber : ilmu mantik terjemah assulamul munawurok
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.