Daftar Isi:
Definisi Ilmu Mantik dan Faidah-faidahnya
Ilmu mantik adalah satu ungkapan yang membahas mengenai kaidah-kaidah yang membantu meluruskan manusia dalam berfikir supaya aman dari kesalahan berfikir Dan pengetahuannya terselamatkan.
Faidah-Faidahnya
1. pemeliharaan Akal Dan melatihnya dengan contoh-contoh dan peraktek pembahasan dalam Jalan berfikir.
2. Menempatkan perkara-perkara pada tempatnya. Pelaksanaan Amal-amal pada waktu-waktunya.
3, Dapat membedakan pemikiran yang benar dari kesalahan.
Ilmu Menurut Ahli Mantik dan Pembagian Ilmu
Pengertian Ilmu adalah mengetahui yang belum diketahui dengan yakin atau perkiraan, mengetahuinya itu sesuai dengan kenyaataan yang terjadi atau bertentangan.
seperti : seorang laki-laki berkeyakinan bahwa yang dilihatnya itu adalah manusia, maka ternyata kenyataannya memang benar manusia. maka ini disebut ilmu yang yakin yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi (muthobiq lil waqi').
seorang laki-laki menyangka (dzon) bahwa yang dilihatnya itu adalah manusia, maka ternyata kenyataannya memang benar manusia. maka ini disebut ilmu yang sangkaan yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi (muthobiq lil waqi').
seorang laki-laki berkeyakinan bahwa yang dilihatnya itu adalah manusia, maka ternyata kenyataannya bukan manusia. maka ini disebut ilmu yang yakin yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi (ghoer muthobiq lil waqi').
seorang laki-laki menyangka (dzon) bahwa yang dilihatnya itu adalah manusia, maka ternyata kenyataannya bukan manusia. maka ini disebut ilmu yang sangkaan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi (ghoer muthobiq lil waqi').
setiap orang yang beragama pasti mereka meyakini, bahwa agama yang dipegang oleh mereka adalah benar. nanti akan diketahui diakhirat kelak mana ilmu yang benar itu. apakah ilmu yang benar itu menurut pikiran mereka ? dengan demikian ilmu yang benar adalah ilmu yang datang dari Allah Swt dan Rasul-Nya. kaitannya dengan dzon (sangkaan) adalah ada kaitannya dengan masalah fiqih, yang pasti setiap Ulama yang berijjtihad berdeba dalam hasil ijtihadnya. Hadits muttafaq alaih (Bukhari Muslim) dan Ahmad إذا حكم الحاكم فاجتهد فأصاب فله أجران، وإذا حكم فاجتهد ثم أخطأ فله أجر Artinya: Apabila seorang hakim membuat keputusan apabila dia berijtihad dan benar maka dia mendapat dua pahala apabila salah maka ia mendapat satu pahala.
Tashawwur dan Tashdiq
Pengertian Tashowur adalah mengetahui hakikat sesuatu (mufrod) tanpa meletakkan sifat pada sesuatu itu dan meniadakan dari sesuatu itu. contoh lain : ketika guru bertanya kepada muridnya, apa itu Sholat ? murid itu menjawab : Sholat itu adalah perkataan atau berbuatan yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam. murid menjawab demikian, membuktikan bahwa murid itu telah Tashowur.
contoh Tashowur anak yang masih kecil ketika dia baru melihat satu buah, lalu dia memperhatikan, dari warnanya, rasanya, bentuknya. lalu anak kecil itu mendengar dari orang yang dewasa bahwa buah yang anak itu telah mengenal warnanya, rasanya dan bentuknya adalah pisang. lalu anak kecil itu mengetahui secara pasti, apabila pada suatu saat dia menemui dengan pisang tadi maka dia telah mengetahuinya. contoh anak kecil tadi merupakkan ilmu yang telah menjadi Tashowur.
Pengertian Tasdieq adalah menyandarkan dua mufrod atau memberikan hukum kepada hakikat sesuatu dengan meletakkan sifat atau keniadakan sifat dari hakikat sesuatu itu. contoh : Shaum Ramadhan itu wajib, bermalasan itu tidak baik.
Contoh Tashdieq sekarang anak kecil itu telah mengetahui hakikat pisang, yaitu dari warna, rasa dan bentuknya. lalu pada suatu saat dia melihat buah yang lain yang hampir sama akan tetapi bentuknya berbeda. maka akan terucap pada anak itu bahwa pisang yang baru saja dia tahu lebih besar dari pisang yang telah lama dia tahu. anak kecil tadi telah bisa memberi hukum, pisang ambon itu lebih besar dari pisang muli, sholat yang lima itu wajib.
Pembagian Tashawwur dan Tashdiq
1. Badihi adalah pengertian sesuatu yang tidak membutuhkan pemikiran. Seperti Tashowur Badihi ; panas, dingin, lapar, haus, seperti Tasdieq badihi, satu itu setengah dari dua.
2. Nadhori adalah pengetian terhadap sesuatu yang membutuhkan kepada pemikiran. Seperti Tashowur Nadhori ; mengenai Listrik, Roh. Tashdieq Nadhori ; alam itu baru, kematian itu akan dibangkitkan di kubur.
Dilalah Dalam Ilmu Mantik Dan Macam-macamnya
Dilalah dan macam macamnya Dilalah adalah paham satu perkara dari perkara lain. Atau paham madlul (yang ditunjuki) dari dalil.
Pembagian Dilalah
A. Dilalah Lafdziyah adalah petunjuk berupa Kata atau suara. Dilalah Lafdziyah ada 3 bagian :
1. Dilalah Lafdziyah Thobi'iyah adalah petunjuk berupa tabi'at alami,seperti : (suara) merintih menunjukkan rasa sakit. Tertawa menujukkan gembira.
2. Dilalah Lafdziyah 'Aqliyah adalah petunjuk berupa akal (cepat dimengerti akal). Seperti: (suara) Obrolan di satu ruangan menjadi dalil ada orang di ruangan itu.
3. Dilalah Lafdziyah Wad'iyah adalah petunjuk berupa Suatu penetapan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk satu isyarat atau tanda (apa saja) berdasarkan kesepakatan. Seperti Kata Kata Menunjukkan satu arti yang telah ditetapkan untuk arti tersebut dalam bahasa. Seperti : Kata "Singa" menjadi petunjuk kepada he wan buas. Kata "Kuda" menjadi petunjuk kepada hewan yang meringkik.
B. Dilalah Ghoer Lafdziyah adalah petunjuk yang tidak berupa Kata atau suara. Dilalah ini terbagi 3 :
1. Dilalah Ghoer Lafdziyah Thobi'iyah adalah petunjuk tabi'at alami. Seperti : Merah wajah menujukkan Malu. Wajah cerah Menjadi petunjuk bagi yang senang.
2. Dilalah Ghoer Lafdziyah 'Aqliyah adalah petunjuk berupa akal. Seperti : Berubahnya keadaan dalam satu ruangan menunjukan ada seseorang yang masuk kedalamnya. Hilangnya barang-barang di dalam rumah dilalah adanya orang yang mencurinya. Terjadinya kebakaran di gunung menjadi dilalah adanya orang yang membawa api ke sana.
3. Dilalah Ghoer Lafdziyah Wad'iyah adalah pentuk berupa tanda yang telah disepakati, tanda tersebut bukan Kata atau suara. Tanda tersebut menjadi isyarat hati pengertian yang dikandungnya. Seperti : (tanda) lampu merah menjadi petunjuk harus Berhenti. (Tanda) menutup aurat menjadi dilalah hati muslimah.
Dilalah Lafzhiyah Wadh'iyah dan Pembagiannya
Dilalah yang dimaksud oleh Para ahli mantik adalah tiga macam dari dilalah lafdziyah yaitu Dilalah Lafdziyah Wad'iyah.
Dilalah Lafdziyah Wad'iyah terbagi kepada 3 bagian :
1. Muthobiqiyah adalah petunjuk Kata kepada kesempurnaan artinya yang terkandung baginya. Seperti : Petunjuk Rumah kepada semua penopang, dinding, atap Dan yang Menghimpunnya. Jika anda menyuruh Seorang tukang membuat rumah, maka yang dimaksudkan membuat rumah selengkapnya. petunjuk manusia Kepada hewan yang berbicara.
2. Tadhomuniyah adalah petunjuk Kata Kepada sebagian artinya yang terkandung baginya. Seperti : petunjuk Rumah Kepada dindingnya saja. Jika anda meminta dokter mengobati badan anda , maka yang anda maksudkan adalah bagian badan yang sakit saja.
3. Iltijamiyyah adalah petunjuk Kata Kepada sesuatu yang diluar arti Kata yang disebutkan, tetapi terikat Kuat dengan arti yang dikandungnya. Seperti : petunjuk atap Kepada dinding yang menopangnya, petunjuk fi'il Kepada fa'il, petunjuk makhluk (yang diciptakan) Kepada kholik (Allah). Seperti jug a : Anda misalnya menyuruh tukang memperbaiki asbes loteng rumah anda yang runtuh, maka yang anda maksudkan bukanlah Asbes saja, teapi juga kayu kayu temp at Asbes itu Melekat, yang kebetulan Sudan patah patah. Asbes dengan kayu yang menjadi tulangnya terikat sangat erat (iltijam).
Dan bila kerusakan asbes disebabkan Kebocoran di atap, maka perbaikan atap iltijam (menjadi keharusan yang terkandung dan terikat) Kepada perintah perbaikan Asbes poteng tadi.
Pembagian Isim Ditinjau Dari Madlulnya
Isim terbagi dilihat dari adanya madlul (yang ditunjuki) dan tidak Adanya.
suatu nama yang menunjukkan kepada sesuatu benda atau kepada madlulnya. seperti : kata "Madrasah" menunjukkan kepada suatu bangunan tertentu.
1. Muhashol adalah Isim yang menunjukkan sesuatu yang ada atau sifat yang ada (yang dapat dibuktikan). sesuatu yang ada, seperti :jakarta, surga, neraka sifat yang ada, seperti : mulia, bakhil.
2. Ma'dul adalah Isim yang menunjukkan tidak adanya sesuatu atau tidak adanya sifat sesuatu. sesuatu tang tidak ada, seperti : tidak ada ustad, tidak ada murid. sifat yang tidak ada, seperti : tidak mulia, tidak terhina.
3. 'Adami adalah Isim yang menunjukkan tidak adanya suatu sifat yang semestinya sifat itu ada pada yang disifatinya. seperti : Buta (mempunyai mata tapi sifat melihatnya tidak ada). Tuli, Bisu, Mandul, Botak, Ompong dan sebagainya.
Mafhum dan Mashadaq
Tiap- tiap lafadz kulli (kata umum) Mempunyai dua Dilalah (petunjuk).
1. Dilalahnya kepada arti. Seperti dilalah kata MANUSIA menujukKan atas HAYAWANU AN-NATHIQU (hewan yang berbicara), Dilalah Yang pertama INI disebutnya Dilalah Mafhum.
2. Dilalahnya kepada Afrod (per-orangan) yang terkena oleh kata MANUSIA, seperti ;Anak kecil, dewasa, tua atau semua MA USIA yang ada di Bumi. Dilalah ini disebut MASHODAQ. Jika kita perhatikan Mafhum dari lafadz kulli, misanya, Rumah maka akan diketahui bahwa Mashodaqnya adalah Semua Rumah, baik baik di Indonesia atau di Lunar Negri. Tetapi apabila Kata Rumah tersebut ditambahkan Kata "Indonesia". Menjadi Rumah Indonesia maka mashodaq-nya hanya Rumah Indonesia saja. Keterangan : apabila bertambah mafhum kulli maka semakin sedikit Mashodaq-nya. Sebaliknya semakin Sedikit penambahan mafhum maka semakin banyak mashodaq-nya.
0 Comments
Informasi:
Form komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan melalui proses pemeriksaan sebelum ditampilkan dalam kolom komentar. Memasang link di komentar tidak akan ditampilkan. Hanya komentar yang membangun dan sesuai topik artikel saja yang akan saya tampilkan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.